Selasa, 15 Mei 2012

Madrasah Harus Beda

Kepala MIN Bayah (tengah) dan didampingi oleh PKM Kurikulum saat membuka acara evaluasi dan revisi Perangkat Pembelajaran Muatan Lokal Kurikulum Kemasyarakatan
Bayah, Dua hari, 28 April dan 02 Mei 2012, Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bayah Kabupaten Lebak lakukan evaluasi serta revisi perangkat pembelajaran Muatan Lokal Kurikulum Kemasyarakatan yang kini menjadi ciri khas Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bayah. Evaluasi dan revisi tersebut kami undang stakeholders madrasah yaitu Komite Madrasah serta beberapa Tokoh Masyarakat. Dalam evaluasi dan revisi ini kami coba gunakan sistem bagi kelompok dengan menyusun serta mempresentasikan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dari masing-masing mata pelajaran tersebut.Kepala MIN Bayah, M. Rohani, S.Ag, sebagai penggagas Kurikulum Kemasyarakatan menaruh harapan besar bahwa peserta didik di MIN Bayah mesti berbeda dengan peserta didik di sekolah-sekolah tingkat dasar pada umumnya, Kurikulum Kemasyarakatan yang kami sajikan meliputi; Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, Akhlakul Banien, Fikih Ibadah, Qiro’atul Qur’an dan Do’a-do’a Harian. Harapan khusus dari Kurikulum Kemasyarakatan tersebut bahwa lulusan MIN Bayah mampu menjadi insan kamil yang siap menghadapi tantangan global yang syarat akan unsur-unsur etika dan keagamaan, namun harapan umum yang kami nantikan adalah bahwa pendidikan di madrasah menjadi tumpuan harapan semua kalangan serta tidak menutup sebelah mata terhadap pendidikan madrasah.
 
Seiring dengan perkembangan zaman serta perubahan budaya yang sekarang ini mulai kita rasakan perbedaannya, oleh karena itu MIN Bayah mencoba memback-up serta memfasilitasi rutinitas peserta didik yang mulai meninggalkan kebiasaan “maghrib mengaji” yaitu dengan membiasakan kegiatan tersebut untuk diterapkan di madrasah melalui Mulok Kurikulum Kemasyarakatan tersebut.
 
Dalam acara pembukaan yang dihadiri oleh seluruh Dewan Guru, Staf, Komite Madrasah dan beberapa Tokoh Masyarakat, Kepala MIN Bayah dengan jelas mengatakan bahwa; “Kurikulum Kemasyarakatan yang selama ini menjadi ciri khas MIN Bayah senantiasa menjadikan bekal peserta didik dalam menghadapi hidup dan kehidupan dimasa sekarang dan yang akan datang. oleh karena itu tujuan evaluasi dan revisi Kurikulum Kemasyarakatan yang selama ini sudah berjalan 4 (empat) tahun senantiasa ditemukan kelemahan, kekurangan serta dapat dievaluasi dan direvisi agar lebih baik dari sebelumnya.

Dua dari Lima kelompok  tengah mempresantasikan hasil dari evaluasi dan revisi Perangkat Pembelajaran Muatan Lokal Kurikulum Kemasyarakatan
Dalam pelaksanaanya, tim evaluasi dan revisi Mulok Kurikulum Kemasyarakatan, Kepala Madrasah dan di bantu PKM. Kurikulum serta jajarannya bekerja keras untuk bisa menganalisis tingkat ketercapaian dan mampu membaca kebiasaan hidup masyarakat yang terjadi dewasa ini agar kebiasaan hidup masyarakat tersebut dapat terukur dengan Kurikulum Kemasyarakatan tersebut. Dengan sungguh-sungguh serta penuh ketelitian, tim evaluasi dan revisi Mulok Kurikulum Kemasyarakatan memeriksa seluruh perangkat dari dokumen yang telah disusun 4 (empat) tahun silam, berkat kerjasama yang baik serta semangat untuk maju, masing-masing dari tim evaluasi dan revisi Kurikulum Mulok mampu menyusun Perangkat Pembelajaran Mulok Kurikulum Kemasyarakatan dengan memperhatikan beberapa indikator dari budaya serta tradisi yang terjadi dimasyarakat pada umumnya.

Di hari ke-dua; Kepala Madrasah menutup dan mengesahkan Perangkat Pembelajaran Mulok Kurikulum Kemasyarakatan serta menyimpulkan bahwa semua sepakat, pendidikan madrasah disamping mencerdaskan kehidupan bangsa juga bertujuan agar pendidikan madrasah mampu menjawab tantangan global yang kian marak dengan jenis kehidupan remaja yang mulai terinfeksi budaya barat yang mengakibatkan prosentase akhlakul karimah di kalangan remaja mulai menurun. Oleh karena itu fungsi madrasah yang kita sepakati sebagai Pusat Pengembangan Ilmu Pengatahuan dan Teknologi, Pusat Pengembangan Seni Budaya Islami serta Pusat Syiar Agama (Islam), mampu mengimbangi bahkan menjadi filtrasi dari budaya serta pola hidup hedonisme yang kian hari siap meracuni generasi muslim Indonesia.

Para Peserta begitu antusias mengikuti kegiatan evaluasi dan revisi Perangkat Pembelajaran Muatan Lokal Kurikulum Kemasyarakatan
Terakhir, Kepala MIN Bayah menegaskan bahwa Syi’ar dan Sya’ir serta sistem Pendidikan di Madrasah harus beda dengan pendidikan umum lainnya, itu semua merupakan modal utama untuk maju agar mampu mengimbangi arus globalisasi yang kini tidak dapat ditawar-tawar lagi.
(Oleh : Dedi Nuryadin Amin, Humas MIN Bayah)

0 komentar :

Posting Komentar